Di kota besar, bisa dikatakan balance bike sudah jadi tren. Tapi di kota kami tinggal (Purwokerto dan Cilacap) belum terlalu booming. Berbeda dengan sepeda roda tiga atau empat, balance bike tidak memiliki pedal. Dikendarai dengan cara mendorong (push) kedua kaki si kecil secara bergantian. Itulah sebabnya balance bike juga dikenal dengan push bike atau kick bike.
Meskipun tanpa pedal, untuk dapat mengendarai balance bike tetap membutuhkan skill agar dapat melaju dengan seimbang. Awalnya mungkin si kecil masih kesulitan bagaimana posisi dan teknik mengendarainya.
Arsa dengan Balance Bike Little Tikes Scooteroo
Meskipun anak kami, Arsalan, sudah terbiasa mengendarai balance bike, bukan berarti ketika upgrade ke balance bike dengan hanya dua roda dia langsung berani. Ada tahap dimana dia terlihat takut dan enggan untuk mencoba.
Baca juga : Review Balance Bike Little Tikes Scooteroo
Lalu bagaimana caranya agar anak mau mencoba? Berikut beberapa tips yang kami coba terapkan :
1. Perlihatkan Video Balance Bike
Balance bike yang sebelumnya masing-masing punya dua roda di depan dan belakang sehingga tidak perlu effort yang besar untuk bisa melaju tanpa terjatuh. Sebelum balance bike yang baru datang, kami ajak Arsa melihat video anak-anak seusianya yang sedang bermain balance bike. Dengan demikian, dia akan terbayang bagaimana nanti ketika dia melakukannya.2. Berlatih di Tempat yang Aman
Cari lokasi latihan yang aman dan medannya relatif dikenal oleh si kecil. Misalnya di jalan sekitar rumah, di taman atau lapangan yang permukaannya datar. Temani dan awasi si kecil bermain untuk menambah keberaniannya.
3. Gunakan Pelindung
Ini penting tentu saja untuk menjaga keamanan si kecil selama bermain. Gunakan pelindung kepala (helm), pelindung lutut dan siku serta pakaikan baju dan sepatu yang nyaman dan tidak licin.
4. Bergabung dengan Komunitas
Bermain bersama teman tentu lebih menyenangkan. Begitupun Arsalan. Ketika bermain sendiri, dia cepat merasa bosan. Tapi ketika ada sparring partner, beberapa kali putaranpun tetap semangat.
Track kesukaan Arsa dan temannya
Di kota-kota besar, sudah bermunculan banyak komunitas balance bike sebagai wadah komunikasi bagi orang tua yang anaknya bermain balance bike. Mereka biasanya menggelar latihan bersama dan mengadakan kompetisi.
Di Purwokerto, saya menemukan satu komunitas balance bike, namun ketika saya mengajukan komentar di salah satu postingan instagram-nya, sampai saat ini belum ada tanggapan 🙊 Kalo ada anggotanya yang baca ini, dibales ya komen saya 😂😂
Kalo di kota Cilacap, saya dan beberapa teman sedang mencoba untuk membangun komunitas tersebut. Meskipun masih terseok-seok 🙈 Yang berminat join silakan tinggalkan pesan di kolom komentar ✌
Manfaat Bermain Balance Bike
Banyak manfaat dari bermain balance bike bagi si kecil. Mulai dari melatih motorik kasarnya sampai dengan menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Beberapa manfaat dari bermain balance bike antara lain:
1. Melatih Keseimbangan
Balance bike bisa digunakan untuk anak usia 2-5 tahun. Sesuai namanya, sepeda ini berfungsi untuk mengajarkan di kecil posisi keseimbangan dengan cara yang benar.
Sebenarnya, balance bike lebih mudah digunakan dan lebih aman bagi anak karena didesain dengan posisi sadel rendah sehingga kaki anak bisa menapak sempurna ke tanah. Hal ini membuat mereka jauh lebih siap saat kehilangan keseimbangan yang tak terduga.
Jika si kecil awalnya takut atau ragu, itu hal yang wajar. Demikian halnya dengan anak kami. Apakah kami mengajarinya dengan membantu memegang sepedanya? Oh tidak. Kami biarkan dia mencari cara untuk menggerakan sepedanya sendiri.
Setelah beberapa kali percobaan akhirnya Arsa dapat menguasai sepedanya. Dimulai dari berjalan perlahan, setengah berlari, berani berlari dan akhirnya dapat menemukan titik keseimbangannya sendiri ketika berlari kencang.
2. Melatih Koordinasi Gerak Tubuh dan Otak Anak
Untuk bisa mengendarai balance bike, seluruh anggota tubuh saling berkoordinasi mulai dari posisi tubuh, kaki, dan tangan. Bagaimana caranya agar tetap seimbang dan tidak terjatuh.
Hal tersebut memerlukan logika otak untuk memerintahkan tubuh untuk bergerak dengan seimbang. Contohnya saat harus berbelok atau mengerem sepedanya. Hal inilah yang membuat kerja otot dan otak anak akan terlatih.
Lho, sepeda roda tiga atau roda empat juga gitu kan? Menurut pandangan awam saya, sepeda roda tiga atau sepeda dengan roda bantu hanya berlatih gowes saja, kurang dapet balancing-nya karena ada yang "membantu" agar tidak terjatuh.
Kalo si kecil sudah makin terampil, secara naluri mereka akan mengangkat kaki ketika sepedanya sudah melaju kencang dan tetap bisa menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh.
3. Melatih Decision Making
Ketika mengendarai balance bike, si kecil juga belajar fokus untuk menjaga keseimbangan. Selain itu, si kecil juga belajar meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Diawali dengan "bagaimana ya, caraku bisa menaiki sepeda ini?" Kemudian dia akan belajar cara mengendarai dengan aman dan nyaman.
Contoh sederhana yang dialami Arsa. Ketika ada lubang di depannya, awalnya ya diterjang saja. Jatuh? Iyup. Lalu apakah menyerah? Tidak. Dari sini dia belajar bagaimana caranya dapat melewati lubang dengan aman. Bisa dengan menghindarinya, atau dengan memperlambat laju sepedanya dan lubangpun tetap diterjang. Nomor dua yang sering dilakukan Arsa, apalagi jika ada genangan air didalamnya 😪 and it's mean pekerjaan tambahan buat ibu, nyuci sepeda 😖
4. Melatih Motorik Kasar, Sensorik dan Fokus
Selain kaki yang harus mendorong dan mengayuh untuk menggerakkan sepeda, otot-otot jari tangan juga terlatih dengan menggenggam dan mengarahkan stang sepeda.
Bagaimana dengan kemampuan sensoriknya? Kemampuan sensorik si kecilpun berkembang. Misalnya kemampuan pendengaran, karena si kecil harus mendengar instruksi dari orangtuanya. Serta melatih fokus karena si kecil harus konsentrasi melihat ke depan. Menjaga keseimbangan juga membutuhkan fokus. Jika tidak, bisa goyah dan akhirnya terjatuh.
5. Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Mengendalikan Rasa Takut
Untuk bisa mengendarai balance bike, si kecil butuh keyakinan bahwa dia bisa dan mampu. Inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya rasa percaya diri dan keyakinan. Jika sudah yakin, tentu dia akan berani melakukannya.
Dengan keberanian yang dimiliki, dia akan bisa mengendalikan rasa takutnya. Dan ketika terjatuh, mereka akan menyadari itu sebagai resiko atas keputusan mereka. Lalu mereka akan berani untuk bangkit lagi dan berlari lagi.
Meskipun si kecil sudah mahir, sebagai orangtua kita tetap wajib mendampingi dan mengawasi mereka. Untuk memastikan keamanan dan keselamatan mereka. Ajarkan juga pada mereka bagaimana untuk menjaga dan melindungi diri sendiri.
So, tertarik dengan balance bike? let's try and see how amazing they are...
Salam nge-push,
- BUNDA ARSA -
Referensi :
https://id.theasianparent.com/review-begun-balance-bike
https://review.bukalapak.com/mom/manfaat-balance-bike-pada-anak-108200
1. Melatih Keseimbangan
Balance bike bisa digunakan untuk anak usia 2-5 tahun. Sesuai namanya, sepeda ini berfungsi untuk mengajarkan di kecil posisi keseimbangan dengan cara yang benar.
2. Melatih Koordinasi Gerak Tubuh dan Otak Anak
Untuk bisa mengendarai balance bike, seluruh anggota tubuh saling berkoordinasi mulai dari posisi tubuh, kaki, dan tangan. Bagaimana caranya agar tetap seimbang dan tidak terjatuh.
Hal tersebut memerlukan logika otak untuk memerintahkan tubuh untuk bergerak dengan seimbang. Contohnya saat harus berbelok atau mengerem sepedanya. Hal inilah yang membuat kerja otot dan otak anak akan terlatih.
Kalo si kecil sudah makin terampil, secara naluri mereka akan mengangkat kaki ketika sepedanya sudah melaju kencang dan tetap bisa menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh.
3. Melatih Decision Making
Ketika mengendarai balance bike, si kecil juga belajar fokus untuk menjaga keseimbangan. Selain itu, si kecil juga belajar meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Diawali dengan "bagaimana ya, caraku bisa menaiki sepeda ini?" Kemudian dia akan belajar cara mengendarai dengan aman dan nyaman.
Contoh sederhana yang dialami Arsa. Ketika ada lubang di depannya, awalnya ya diterjang saja. Jatuh? Iyup. Lalu apakah menyerah? Tidak. Dari sini dia belajar bagaimana caranya dapat melewati lubang dengan aman. Bisa dengan menghindarinya, atau dengan memperlambat laju sepedanya dan lubangpun tetap diterjang. Nomor dua yang sering dilakukan Arsa, apalagi jika ada genangan air didalamnya 😪 and it's mean pekerjaan tambahan buat ibu, nyuci sepeda 😖
4. Melatih Motorik Kasar, Sensorik dan Fokus
Selain kaki yang harus mendorong dan mengayuh untuk menggerakkan sepeda, otot-otot jari tangan juga terlatih dengan menggenggam dan mengarahkan stang sepeda.
Bagaimana dengan kemampuan sensoriknya? Kemampuan sensorik si kecilpun berkembang. Misalnya kemampuan pendengaran, karena si kecil harus mendengar instruksi dari orangtuanya. Serta melatih fokus karena si kecil harus konsentrasi melihat ke depan. Menjaga keseimbangan juga membutuhkan fokus. Jika tidak, bisa goyah dan akhirnya terjatuh.
5. Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Mengendalikan Rasa Takut
Untuk bisa mengendarai balance bike, si kecil butuh keyakinan bahwa dia bisa dan mampu. Inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya rasa percaya diri dan keyakinan. Jika sudah yakin, tentu dia akan berani melakukannya.
Dengan keberanian yang dimiliki, dia akan bisa mengendalikan rasa takutnya. Dan ketika terjatuh, mereka akan menyadari itu sebagai resiko atas keputusan mereka. Lalu mereka akan berani untuk bangkit lagi dan berlari lagi.
Meskipun si kecil sudah mahir, sebagai orangtua kita tetap wajib mendampingi dan mengawasi mereka. Untuk memastikan keamanan dan keselamatan mereka. Ajarkan juga pada mereka bagaimana untuk menjaga dan melindungi diri sendiri.
So, tertarik dengan balance bike? let's try and see how amazing they are...
Salam nge-push,
- BUNDA ARSA -
Referensi :
https://id.theasianparent.com/review-begun-balance-bike
https://review.bukalapak.com/mom/manfaat-balance-bike-pada-anak-108200
0 komentar:
Posting Komentar