In blogging BPN Challenge tips
Menjaga Kewarasan dalam Bermedia Sosial
Posted on Sabtu, 24 November 2018
Media Sosial.
Adalah alat atau sarana untuk bersosialisasi/ bermasyarakat/ berinteraksi dengan orang/ lingkungan di sekitar kita (Eva, 2018) 🤣🤣
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.
Menurut Wikipedia, Media sosial adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite, menyebutkan bahwa dari total populasi Indonesia yang mencapai 265,4 juta jiwa, setengahnya (132,7 juta jiwa) adalah pengguna internet. Dari jumlah tersebut, 130 juta diantaranya merupakan pengguna aktif media sosial (medsos). Jadi bisa dibilang seluruh pengguna internet di Indonesia mengakses medsos (detik.com, 2018).
So, hare gene, siapa yang ga punya akun medsos? Bisa jadi satu orang punya akun beberapa medsos atau bahkan punya banyak akun di satu platform medsos. Ya kaaannn?? 😏
Beragam alasan seseorang untuk membuat akun medsos. Mulai dari menjalin pertemanan, pengen eksis sampai berbisnis. Layaknya internet, kehadiran medsos pun bagai pisau bermata dua. Ada pro dan kontra. Ada manfaat dan mudharat. Tergantung niat dan tujuan tiap individu.
Namanya juga bersosialisasi, pasti suatu saat ada gesekan dalam berinteraksi, ketidakcocokan cara pandang atau silang pendapat.
Di dunia maya, interaksi ini melibatkan orang dari berbagai penjuru dunia dengan kepribadian dan latar belakang yang beragam dari agama, budaya, pendidikan, pekerjaan sampai pandangan politik yang penuh warna.
Bullying dan nyinyir menyinyir lewat medsos hampir pasti ada setiap hari. Dari yang sekedar bikin males nglirik sampai yang bikin mual, dan bisa berdampak di kehidupan nyata. Tidak jarang kita merasa stres gara-gara status teman yang sepertinya sempurna tanpa cela (siapa ini) 😅 Dan tidak sedikit berita seseorang yang sampai nekad bunuh diri gara-gara cyber bullying 😱😱
Lalu, bagaimana untuk menjaga kewarasan dan kesehatan mental dan fisik dalam bermedsos?
Lho memang medsos bisa bikin ga waras? Bisa banget.
Memfilter Permintaan Pertemanan
Tidak asal terima kenalan. Lihat dulu profilnya. Kalo sekiranya cocok silakan terima, bisa karena kesamaan minat, teman satu almamater atau mutual friends. Kalo mantan yang nge'add, pikir matang2. xixixi 😝
Dulu saya termasuk "yang penting daftar pertemanannya banyak" 😂 sekarang benar-benar saya saring. Kalo benar-benar orang asing (bukan teman atau member di komunitas yang sama), terus delete. Ogah banget kan liat status entah siapa orangnya. Kalo profilnya isinya dagangan semua, saya skip juga. Ini "rumah" saya, bukan lapak jualan 😉
Skip Status/ Berita yang Tidak Disukai
Kepo adalah alasan buat akses medsos. Kepo dengan berita yang hits, kejadian yang lagi viral, atau status mantan, eh, teman. Pas buka TL eh pas nemu status mantan lagi jalan sama pacar baru, kan kzl 🤣🤣
Maksudnya, kalo buka TL koq nemu status yang ngeselin, bikin penyakit hati ya skip saja. Tidak perlu diterusin bacanya dari pada bikin pengen nyinyir 😅
Setiap orang punya masalah dan cara meluapkannya masing-masing. Kalo menurut kita caranya ngga pas, tidak perlu kita men-judge yang negatif. Kalo tidak suka, skip saja. Kalo mau membantu, beri saran yang baik. Kalo sekiranya mau menegur, tidak perlu tong melong di postingannya, bisa melalui DM.
Follow Positive and Creative People
Positive people bring positive effect (quote by Bunda Khayla) 😅
That's true. Seperti pepatah, dekat dengan penjual parfum kita akan kebagian harumnya.
Follow orang-orang dengan pemikiran yang positif, dengan ide dan kreativitas yang tinggi akan membuat kita ikut berpikiran positif dan membangkitkan motivasi untuk bisa berkarya seperti mereka.
Siapa saja akun yang menurut saya membawa pengaruh positif bagi saya pribadi? Next, bakalan ada challenge dengan tema ini. Wait ya 😁
Sebaliknya, hindari follow akun yang kebanyakan isinya bullying, nyinyir, menyebarkan hoax dan hate speech. Akun gosip misalnya.
Mulai Bersih-bersih Daftar Pertemenan
Sekiranya ada teman yang sudah beda jauh visi misi sama kita, ya hapus saja atau unfollow. Ngga enak hati? Daripada bikin makan hati 😁 Saya tidak mau mengotori hati dan pikiran saya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat menurut saya.
Beberapa yang saya hapus atau unfollow biasanya karena suka share berita hoax, beda pandangan dalam berbagai aspek yang sudah dalam taraf ngeselin tingkat dewa, dan orang-orang yang tidak pernah berinteraksi.
Tidak pernah menyapa, kasih like, komen atau DM. Jadi akoh cuman dianggap angin lalu yang kehadirannya tak kasat mata. So, buat apa berteman kalo tidak ada interaksi?
Detox Medsos
Bermedsos memang baik, namun jika kebablasan juga tidak baik. Bisa mengganggu aktifitas di dunia nyata. Seberapa sering cek akun medsos? Kalo sudah yang bentar-bentar buka WA, bentar-bentar cek status FB, kayanya anda sudah butuh detox dari medsos.
Medsos memang penuh godaan dan bikin candu. Tidak ada salahnya coba untuk puasa dari medsos barang sebentar dan coba rasakan perbedaannya.
Pernah saya ngga sengaja logout dari akun FB saya dan benar-benar lupa passwordnya. Beberapa kali dicoba tetap access denied. Kenapa tidak memanfaatkan fitur lupa password? Saat itu saya berpikir, oh mungkin ini saatnya saya mencoba detox dari fb.
Sebulan lebih tidak akses FB. Dan apa yang saya rasakan? Saya merasa hati dan hidup saya lebih damai. Tanpa perlu tau kegalauan, keluh kesah atau kebahagiaan orang lain. Saya merasa lebih produktif baik di kantor atau di rumah karena waktu yang biasanya untuk scroll TL bisa saya gunakan untuk mengerjakan tugas harian.
Jadi, detox semacam ini mungkin akan rutin saya lakukan untuk menjaga kesucian jiwa, tsaaahh
Tebar Manfaat dan Kebaikan
Kalo tidak suka dicubit, jangan mencubit.
Kalo tidak suka dengan status yang isinya nyinyir, tidak perlu juga ikutan komen nyinyir.
Medsos kita akan jauh lebih bermanfaat (untuk diri dan orang lain) manakala kita isi dengan kebaikan.
Menjalin silaturahmi memang penting tapi lebih penting menjaga silaturahmi. Dalam dunia nyata kita harus menjaga ucapan dan perbuatan, pun begitu di dunia maya. Meskipun interaksi dilakukan lewat media online, tidak face to face, etika dan moral harus tetap dijaga. Karena sesungguhnya bahasa tulisan dan lisan berbeda. Bahasa tulisan sangat mungkin terjadi beda persepsi yang akhirnya bisa menimbulkan miskomunikasi.
Bagi seorang blogger, media sosial sudah seperti soulmate, tak terpisahkan. Dengan medsos, kita bisa share link artikel. Tulisan kita bisa menjangkau lebih banyak pembaca. Bagaimana orang bisa tau tulisan kita jika tidak kita promosikan? Lewat medsos misalnya.
Medsos juga bisa diibaratkan portofolio kita. Dengan pengelolaan medsos yang baik (dan profesional) tidak menutup kemungkinan ada sponsor yang melirik untuk endorsement, baik di medsos atau blog. Huhuuu pengen banget bisa kek gini 💪💪
So, gunakan media sosial dengan bijak, untuk berinteraksi dalam kebaikan dan kebermanfaatan.
Salam hangat,
Menjaga Kewarasan dalam Bermedia Sosial
Rumaharsa
November 24, 2018
Related Articles
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar